Senin, 26 September 2011

Menjelajahi Seribu Tahun Hanoi dalam Tiga Hari

Oleh Chris Anderson

Apa yang bisa Anda lakukan dalam tiga hari di Hanoi, kota yang bising, penuh motor, dan berusia 1000 tahun di Vietnam ini? Melompatlah ke dalamnya dan rasakan semuanya.



Hanoi memperingati usia 1000 tahunnya pada 1 Oktober 2010.

Kami mengunjungi Hanoi pada bulan Juni 2010 dan membuat panduan tiga hari tentang ke mana Anda harus pergi dan apa yang harus dilakukan. Berikut adalah beberapa pemandangan yang harus Anda datangi saat ada di kota ini.

Tempat menginap

Blue Paradise yang biru, tetapi bukan surga.Hotel-hotel di Hanoi murah dan relatif mudah untuk mendapat kamar. Saat kami berkunjung di bulan Juni, kami tidak ingin memesan kamar untuk empat malam tanpa mengetahui akan seperti apa kamarnya, sehingga kami memesan secara online di Hotel Paradise Biru seharga $ 28 per malam.

Kami juga memesan layanan antar-jemput di bandara. Old Quarter Hanoi bisa dicapai dengan 45 menit berkendara dari bandara dan kami tahu bahwa biaya yang harus kami bayar tidak lebih dari $ 10, tapi kami memilih untuk membayar $ 15 karena kami tidak ingin menaiki taksi yang mencurangi kami pada larut malam.

Harapan kami untuk Hotel Blue Paradise dengan harga $ 28 semalam tidak terlalu tinggi. Empat bulan lalu, saya melihat sebuah flat untuk disewa di Hong Kong yang bahkan tidak layak disebut 'kumuh'. Harganya $ 750 per bulan, atau sekitar $ 25 semalam.

Hotel dan kamar di Blue Paradise tidak buruk, tetapi kami memilih keluar. Kami ingin mencoba peruntungan kami di tempat lain.

Butuh sekitar satu jam sebelum kami menemukan Golden Lotus, sebuah hotel yang layak untuk $ 50 semalam.

Satu resensi dari pelanggan Tripadvisor menulis, "Kami memutuskan untuk keluar hari berikutnya dan menemukan kamar yang tenang dengan staf ramah dan balkon yang besar di bagian atas Hotel Gia Bao. Tidak sia-sia kehilangan uang untuk tidak menginap di GL Hotel untuk satu malam lagi."

Pengalaman baik kami, pengalaman buruk mereka. Wajar saja. Cara terbaik untuk menemukan apa yang Anda inginkan adalah untuk tetap fleksibel.

Meskipun pengalaman kami cukup baik, Anda mungkin tidak mengalami hal yang sama, sehingga bijaksana jika Anda hanya memesan untuk malam pertama menginap.

Jika Anda tidak senang dengan pilihan awal Anda, atau Anda tidak memesan di Sofitel Hanoi Hotel Metropol (sekitar $ 170 per malam), Anda akan menghabiskan beberapa hari pertama Anda di Hanoi untuk mencari-cari sebuah hotel.

Kami sarankan Anda mencari di dalam atau sekitar Hoan Kiem District dan Old Quarter. Ada banyak hotel dan hostel (untuk pejalan backpacker) yang bisa Anda pilih dan sebagian besar punya kamar kosong.


Jelajahi Hanoi


Bagian ini didasarkan pada tiga hari penuh kami di Hanoi dan dilengkapi rekomendasi dari kontributor CNNGo dan editor majalah Vietnam Pathfinder Helen Clark, dan rekomendasi belanja datang dari pecandu belanja dan pejalan berpengalaman CNNGo Kristina Perez.

Anda akan mendapat rekomendasi sempurna. Oh, dan saat Anda berada di sana, amatilah semua pengaruh Soviet.

Hari pertama




Mengembara sekitar Old Quarter dan Utara Hoan Kiem

Old Quarter adalah tujuan pertama Anda di Hanoi karena memiliki kesibukan tingkat tinggi dan karakter unik.

Segala macam makanan, makhluk dan motor dapat ditemukan di Old Quarter.

Anda perlu kemampuan menghindari motor yang berseliweran, dan penduduk Hanoi menguasai seni itu.

Tapi dengan sedikit latihan, Anda bisa memiliki kesempatan mengurangi terjadinya kecelakaan saat menyeberang. Meski kesempatan Anda untuk selamat lebih kecil saat jam sibuk.

Anda tidak perlu memiliki peta wilayah ini kecuali jika Anda memiliki tujuan khusus.

Cukup ketahui arah Utara dan Selatan dengan mengingat danau Hoan Kiem terletak di Selatan. Ini penting untuk mengetahui lokasi arah selanjutnya.

Berkeliling dengan nyaman di Old Quarter, Anda akan memerlukan setidaknya 4-5 jam, sebaiknya di pagi hari sampai menjelang siang ketika tidak begitu terik (di musim panas).

Coba kopi lokal



Kopi musang diproduksi dengan cara sama seperti kopi luwak. Musang memakan biji kopi. Mereka buang air besar. Biji kopi pun diambil dari kotoran tersebut.

Penduduk Vietnam sangat menyukai kopi. Anda tidak akan kekurangan toko kopi yang menjual banyak varietas Java.

Selama perjalanan, kami secara acak mendatangi lima kedai kopi dan mencoba berbagai jenis campuran es maupun panas.

Peringatan: Mereka yang menyukai kopi encer, akan membutuhkan banyak gula, karena banyak campuran kopi Vietnam sangat ampuh membuat mata melek saking hitamnya.

Tip: Jangan minum air keran, tapi es di Hanoi bisa dikonsumsi, karena bar, restoran, dan tempat-tempat lainnya selalu menggunakan air bersih untuk membuat es.

Tonton pertunjukan wayang air



Parade wayang air

Berlindunglah dari panas (atau kelembaban musim dingin), tontonlah pertunjukan wayang air di Teater Boneka Thang Long.

Wayang air adalah kekhasan Vietnam yang berasal dari sekitar Hanoi hampir 1000 tahun lalu.

Mengunjungi Teater Boneka Air Thang Long berarti belajar tentang sejarah wayang tradisional.

Deretan wisatawan Jerman, Amerika dan Kanada memenuhi kursi-kursi ketika kami datang. Para penampil memunculkan tarian wayang yang dikendalikan dalang-dalang mereka di kolam dangkal atau kolam rendam dan cukup menghibur.

Selalu lucu untuk melihat bahwa ada lelucon-lelucon yang sejak dulu sampai sekarang masih populer, seperti lelucon kentut yang tampaknya sama populernya 1000 tahun lalu seperti sekarang. (Teater Boneka Air Thang Long: 57B Dinh Tien Hoang Pho, tiket masuk 20 ribu - 40 ribu VND, pertunjukan jam 18.30 dan 20.00, Senin - Sabtu, 9.30, 18.30 dan 20.00 Minggu, Telp: 824 9494, website: www.thanglongwaterpuppet.org)

Coba makanan jalanan




Hanoi terkenal akan makanan jalanan, bahkan beberapa menyebutnya yang terbaik di Vietnam, dan bahkan mungkin di Asia.

Penjual makanan banyak tersebar di jalanan seluruh kota, tapi konsentrasi terbesar penjual makanan ada di Old Quarter dan di sekitar Danau Hoan Kiem.

Kesampingkanlah ketakutan akan kebersihan, mereka yang benar-benar ingin menyelidiki budaya lokal harus menyicipi berbagai makanan dari banyak kios makanan panggang, mie, teh dan kopi, serta toko-toko yang menyempil.

Bagi mereka tidak memiliki kekuatan usus atau tak ingin berjudi, ada banyak pilihan lain yang dapat dimakan di kota. Pilihan-pilihan ini sangat murah, dengan banyak makanan ringan dan makanan dengan harga di bawah $ 2.

Beberapa hidangan Vietnam bahkan dapat dinikmati dengan harga di bawah $1.

Tip: Kami juga menyarankan Anda membuka Stickyrice, blog fantastis soal makanan yang menggali jauh ke dalam berbagai tempat jajan di Hanoi.

Menikmati steak


Pergilah ke West Lake untuk menikmati makan malam steak. Helen Clark dari CNNGo merekomendasikan Chien Beo.

"Chien Beo adalah salah satu rumah steak terbaik di Hanoi, mereka memodifikasi steak dengan gaya Vietnam dan menyebutnya 'bit tet'. Ini hidangan yang cukup umum tetapi sering kali steaknya tipis, alot, dan tenggelam dalam saus. Tidak di sini. Steak yang diisi keju Gulungan daging sapi. Tempatnya berminyak, panas dan menjadi sangat, sangat berisik tapi ini adalah bagian dari pesonanya. Makanan di sini lebih mahal daripada semangkuk mie pinggir jalan, tapi jauh lebih murah daripada restoran 'gaya Barat' di kota. Dan rasanya dua kali lebih nikmat." (Jalan Nghi Tam 192, Yen Ph, Distrik Tay Ho, Hanoi, Vietnam)

Senin, 19 September 2011

Pembantai Rawagede Kirim Surat Pengakuan, Belanda Membantai Penduduk Desa



Kasus pembantaian ratusan warga Indonesia di Rawagede oleh prajurit Belanda terus bergulir. Setelah pengadilan Belanda memutuskan para korban mendapat kompensasi, sekarang muncul peristiwa lain.

Sebuah surat tanpa nama pengirim tiba di tangan Komite Utang Kehormatan Belanda(KUKB) di Belanda. Surat tidak disampaikan lewat pos, melainkan diberikan seseorang yang mengaku menerima dari seorang veteran perang Belanda di Indonesia.

Isinya menunjukkan sebuah guratan penyesalan seorang tentara Belanda yang diduga ikut dalam proses pembunuhan warga Rawagede. Seberapa jauh surat ini orisinil, tidak ada yang tahu. Sang penyampai, dan sang penulis, tetap ingin tidak diketahui.

Berikut isi suratnya:


Wamel Rawa Gedeh

Nama saya tidak bisa saya sebutkan, tapi saya bisa ceritakan kepada Anda apa yang sebenarnya terjadi di desa RAWA GEDEH.

Anda tahu, antara tahun 1945 – 1949, kami mencoba merebut kembali jajahan kami di Asia Tenggara. Untuk itu dari tahun 1945 sampai 1949, sekitar 130.000 tentara Belanda dikirim ke bekas Hindia Belanda, sekarang Indonesia. Di sana terjadi berikut ini:

Di Jawa Barat, timur Batavia, di daerah Krawang, ada desa Rawa Gedeh. Dari arah Rawa Gedeh tentara Belanda ditembaki. Maka diputuskanlah untuk menghajar desa ini untuk dijadikan pelajaran bagi desa-desa lain.

Saat malam hari Rawa Gedeh dikepung. Mereka yang mencoba meninggalkan desa, dibunuh tanpa bunyi (diserang, ditekan ke dalam air sampai tenggelam; kepala mereka dihantam dengan popor senjata dll)

Jam setengah enam pagi, ketika mulai siang, desa ditembaki dengan mortir. Pria, wanita dan anak-anak yang mau melarikan diri dinyatakan patut dibunuh: semuanya ditembak mati. JUMLAHNYA RATUSAN.

Setelah desa dibakar, tentara Belanda menduduki wilayah itu. Penduduk desa yang tersisa lalu dikumpulkan, jongkok, dengan tangan melipat di belakang leher. Hanya sedikit yang tersisa. Rawa Gedeh telah menerima 'pelajarannya'.

Semua lelaki ditembak mati – kami dinamai 'Angkatan Darat Kerajaan'.
Semua perempuan ditembak mati – padahal kami datang dari negara demokratis.
Semua anak ditembak mati – padahal kami mengakunya tentara yang kristiani
Pekan adven 1947

Sekarang saya siang malam teringat Rawa Gedeh. Itu membuat kepalak saya sakit dan air mata saya terasa membakar mata. Terutama kalau aku teringat anak-anak yang tangannya masih terlalu pendek untuk melipat tangan di belakang leher, dan mata mereka terbelalak, ketakutan dan tak faham.

Saya tidak bisa menyebut nama saya, karena informasi ini tidak disukai kalangan tertentu.

Tapi mungkin dari Wamel, justru dari Wamel, akan muncul inisiatif.
Saya tidak tahu bagaimana.


Parsifal

Wamel merupakan sebuah desa di propinsi Gerderland, Belanda Timur. Desa ini pada tanggal 20 September 1944 diserbu tentara Jerman. 14 warga sipil tewas dibunuh secara keji oleh tentara Jerman. Sekarang di sana dibangun monumen peringatan. Uniknya di antara nama-nama yang tercantum pada monumen, terdapat satu nama satu korban kekejaman perang di Hindia Belanda.